Senin, 01 Desember 2014

Manusia dan Penderitaan


Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan. Adapula kondisi alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat kedinginan.

Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh  akibatnya mendongkol, risau atau menangis. 
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.

Salah satunya adalah bencana alam. Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Bencana alam memiliki intensitas penderitaan tertinggi, karena selain kehilangan harta benda dan orang yang kita sayangi, bencana alam juga mengakibatkan penderitaan berupa penyait dan krisis di mana bencana itu berada. Kali ini akan saya bahas tentang gempa bumi.

Seperti yang kita ketahui saat ini di Indonesia berada di daerah pergeseran lempeng bumi, shingga sangat rentan terjadi gempa bumi. Gempa bumi di Indonesia beragam, mulai dari getaran yang pengaruhnya kecil hingga  getaran besar yang menimbulkan kehancuran seperti gempa yang diikuti oleh tsunami di Aceh dan merupakan gempa bui terburuk sepanjang masa.

Lalu apa yang sebenarnya menyebabkan gempa bumi?
Kemudian bagaimana cara megurangi efek yang merugikan dari gempa bumi ?
Kalau begitu kita bahas di bawah ini !!


Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

            Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. 


Cara menyikapi gempa bumi










 Sebenarnya, menyikapi gempa bumi berbeda tergantung di mana kita berada. Oleh karena itu, akan saya berikan beberapa tips cara menyikapi gempa bumi :
Bila berada di dalam rumah:
  • Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur.
  • Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
  • Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
  • Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan sebagainya.
Bila berada di luar ruangan:
  • Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
  • Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
  • Jauhi rak-rak dan kaca jendela.
Bila berada di dalam ruangan umum:
  • Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
  • Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.

Bagaimana solusi menghindari bencana dan penderitaan?

Sebenarnya, tidak ada cara mencegah gempa bumi, karena ini bencara dari alam/bukan kesalahan manusia. Namun, kita dapat mengurangi resiko  gempa bumi dengan cara :
  • Membangun rumah dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
  • Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
  • Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
  • Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
  • Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
  • Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
  • Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
  • Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
  • Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
  • Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
  • Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama
  • Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
  • Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.


Sikap saya mengenai bencana dan penderitaan?










Saya sebagai mahasiswa sekaligus Warga Negara Indonesia sangat kecewa,sedih, marah dan prihatin akan hal ini. Walau Bencana & Penderitaan sering terjadi dan membawa dampak negatif yang luar biasa, kita tidak pernah berhenti membuat faktor penyebab bencana ini terjadi. Padahal, hal itu akan menimbulkan Penderitaan kepada kita sendiri secara terus-menurus dan berulang-ulang. Sampai kapankah kita bisa sadar dan merubah diri kiaa menjadi lebih baik agar tidak terjadi lagi hal seperti ini?...

Saya sangat berharap dengan tulisan saya ini, semua orang, termasuk saya bisa sadar dan membawa perubahan juga bagi manusia lainnya. semuanya belum terlambat,masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membuat Negara kita tercinta terhindar dari bencana alam yang bisa kitacegah dengan kesadaran kita.

Sabtu, 22 November 2014

Keindahan kawah putih


Apa kabar kalian semua ? Kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya saat mengunjungi kawah putih yang terletak di Ciwidey, Jawa Barat. Pengalaman ini terjadi setahun yang lalu. Saya bersama Ibu dan adik saya dan saudara saya mengunjungi kawasan tersebut di Minggu pagi. Hawa sejuk khas pagi ditambah sejuknya  pegunungan menambah dinginya  kawasan terserbut.






 Kawah putih merupakan nama sebuah objek wisata yang berada di kawana puncak gunung patuha atau masyarakat sekitar menyebutnya gunung yang memiliki ketinggian sekitar 2.434 meter diatas permukaan laut. Gunung  Kawah putih sendiri terletak pada ketinggian 2.194 meter diatas permukaan laut. Kawah pitih termasuk wilayah di kecamatan ciwidey, bandung, jawa barat. Untuk mencapai kawasan tersebut, para wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi menuju ciwidey dimana tempat tersebutmerupakan pintu masuk utama menuju tempat wisata di wilayah Bandung selatan.

 
Dari tempat ini, saya harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 5 kilometer untuk dapat mencapai kawah putih. Sesungguhnya disediakan kendaraan umum untuk sampai kesana, namun saya memilih berjalan kaki karena hawa yang dingin sekaligus pengalaman saya yang pertama menuju kawah putih. Sesampainya dikawasan kawah putih, saya dapat menikmati berbagai keunikan dan keindahan yang ada di kawasan tersebut. Keindahan kawasan di kawah putih masih sangat asri, selain itu terdapat sebuah tempat dimana apabila pengunjung menginjakan kaki di suatu jalan bebatuan, maka akan keluar uap panas dari sela-sela bebatuan tersebut.







Di danau kawah putih, saya menikmati keindahan sekaligus keunikan di tempat tersebut. Air di danau ini seringkali berubah-ubah sesuai dengan temperatur dan kadar belerang. Warna yang sering munjul di air danau kawah putih adalah warna hijau muda dan juga biru, namun terkadang saat matahari sangat terik, air danau ini dapat berubah menjadi warna putih. Warna yang dominan di kawasan ini adalah putih yang diantaranya didominasi oleh batuan dan pasir yang ada disekitar kawasan tersebut.



Senin, 10 November 2014

Masih Cintakah Kita Terhadap Tanah Air ?

Masih Cintakah Kita Terhadap Tanah Air ? Kalau begitu, marilah kita baca berita di bawah ini !

SURABAYA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri (Menlu) Dr H Hassan Wirajuda, SH, MALD, LLM, menegaskan, Pulau Sipadan dan Ligitan sesungguhnya memang bukan wilayah Indonesia karena itu Sipadan-Ligitan bukan wilayah kedaulatan Indonesia yang lepas. 

"Sipadan-Ligitan juga bukan wilayah Malaysia, tapi ibarat dua anak yang menemukan sebutir kelereng, lalu keduanya berebut memiliki kelereng itu, jadi kelereng itu sebenarnya bukan milik keduanya, tapi temuan," katanya di Surabaya, Jumat (26/6). 

Ia mengemukakan hal itu di hadapan ratusan mahasiswa dalam kuliah umum bertajuk "Perundingan Batas Wilayah Maritim Dengan Negara Tetangga", yang diadakan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya. 

Dalam acara yang juga dihadiri Wakil Menlu Triyono Wibowo, ia mengatakan bahwa konsep kewilayahan negara yang diatur dalam UU 4/Prp/1960 tentang negara kepulauan (peta wilayah Indonesiabaseline NKRI) memang tidak memasukkan Sipadan-Ligitan. 

"Jadi, fakta sejarah menunjukkan Sipadan-Ligitan memang bukan wilayah kita, tapi juga bukan wilayah Malaysia, karena itu Indonesia dan Malaysia berebut untuk memilikinya dengan mengembangkan berbagai argumentasi," katanya. 

Namun, Mahkamah Internasional (MI) tidak mengakui argumentasi Malaysia bahwa Sipadan-Ligitan merupakan bagian dari Kesultanan Sabah. Tapi, argumentasi Indonesia bahwa Sipadan-Ligitan merupakan bagian dari Kesultanan Wuluhan juga tidak diakui. 

"Argumentasi yang diterima MI bukan karena Malaysia lebih dulu masuk ke Sipadan-Ligitan dan membangun dermaga, namun bukti sejarah yang paling awal masuk Sipadan-Ligitan yakni Inggris (penjajah Malaysia) dan Belanda (penjajah Indonesia)," katanya. 

Dalam kaitan itu, Malaysia akhirnya dapat membuktikan bahwa Inggris paling awal masuk Sipadan-Ligitan dengan bukti berupa mercusuar dan konservasi penyu, sedangkan Belanda hanya terbukti pernah masuk ke Sipadan-Ligitan, tetapi singgah sebentar tanpa melakukan apa pun. 

"Dari fakta sejarah itulah, MI akhirnya menyerahkan Sipadan-Ligitan kepada Malaysia yang merupakan bekas jajahan Inggris sehingga alasannya bukan karena siapa yang lebih dulu membangun dermaga di sana, melainkan bukti-bukti sejarah yang ada," katanya. 

Menteri yang menyelesaikan program doktornya di Virginia School of Law, Charlottesville, Amerika Serikat, itu menambahkan bahwa Indonesia saat ini memang memiliki batas laut dengan 10 negara dan batas darat dengan tiga negara (Malaysia, Timor Leste, dan Papua Niugini). 

"Perundingan batas wilayah itu tidak bisa cepat penyelesaiannya seperti orang membeli kacang, tapi membutuhkan waktu yang lama. Karena itu, bila penyelesaiannya lama, bukan berarti kita enggak serius atau lembek," katanya. 

Sumber : Kompas.com

Bagaimana pendapat kalian mendengar berita di atas ? Kita sudah kehilangan 2 pulau tersebut, tapi pemerintah menganggap remeh bahwa pulau tersebut sudah berpindah kepada pihak lain. Hal ini dianggap  sudah kehilangan rasa cinta tanah air.
Coba saja bayangkan, ketika ada pihak asing yang mau membelinya dan kemudian dipergunakan untuk aktivitas yang justru merugikan bangsa sendiri. Siapa yang bertanggung jawab? Pasti ah pihak yang telmenjualnya pun tak tahu menahu lagi dengan akibat yang mungkin terjadi di kemudian hari. Mereka lepas tangan setelah memperoleh keuntungan yang cukup banyak.

Sangat disayangkan, respon pemerintah yang baru bertindak setelah ada gelagat kurang menguntungkan ini. Padahal setelah lepasnya sejumlah wilayah Indonesia beberapa waktu lalu, pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi masalah serupa agar tidak terulang lagi. Misalnya dengan memberi nama pulau-pulau yang masih anonymous. Rasanya usaha yang dilakukan pemerintah masih belum maksimal, mengingat jumlah pulau di negara kita sangat banyak jumlahnya.

Tindakan yang diambil pemerintah lebih sering dilakukan setelah ada kejadian. Bukannya melakukan langkah-langkah preventif. Lho, bukankah pemerintah sudah melakukannya? Menamai pulau-pulau yang masih belum ada namanya, inventarisasi pulau yang ada di wilayah Indonesia, menyelesaikan beberapa wilayah yang masih menjadi sengketa dengan negara tetangga dll. Kenyataan menunjukkan bahwa pemerintah masih kecolongan. Nyatanya, ada pulau yang mau dijual. Kalaupun dijual, seharusnya pemerintah RI yang lebih berhak menjualnya.

Keseriusan pemerintah untuk mempertahankan sekaligus mengembangkan potensi setiap jengkal wilayahnya sangat diharapkan. Kalau pemerintah lamban dalam bertindak, bukan tidak mungkin akan ada lagi puluhan pulau yang siap dijual oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tak hanya wilayah yang mesti dipertahankan. Budaya dan seluruh karya anak bangsa ini harus tetap dipertahankan sebagai milik bangsa. Satu kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Itu semua merupakan pencerminan dari sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Kecuali Pancasila sudah dilupakan, dikesampingkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka masalah yang semacam itu wajar saja bisa terjadi. Kesaktian Pancasila dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya lambat laun akan luntur dan lenyap justru tergerus oleh perilaku bangsa sendiri.
Jika sudah demikan, masih saktikah Pancasila? Semoga saja ini menjadi pelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran pada diri setiap anak bangsa akan rasa memiliki dan cinta tanah air.

Jumat, 31 Oktober 2014

Persahabatan yang terindah.

Tita berjalan gontai sambil jari-jemarinya meremas-remas ujung jilbab putihnya. Beberapa saat kemudian Ia telah berada di ruang pertemuan OSIS. Setelah berelaksasi sekian detik, Ia pun menuju sebuah kursi kosong dan seketika menunduk saat matanya tak sengaja bertatapan dengan sepasang mata milik sang ketua OSIS, Arta.
Rapat pun dibuka oleh Asty sang sekretaris OSIS. Rapat kali ini membahas tentang acara School Meeting yang diadakan di SMK Bhakti Kencana. Selama rapat tersebut, Tita lebih memilih diam. Bukan karena Tita kehabisan pendapat mengenai acara tersebut, tapi cewek kritis dan cerdas ini lebih memilih bungkam karena Ia malu untuk membantah pembicaraan sang ketua OSIS. Jika pembicaraan pembina biasa Ia kritik, maka kali ini Ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena pembina juga sedang tidak masuk. Artalah yang menguasai rapat hari itu.
Selama satu jam empat puluh lima menit pengurus OSIS berdiskusi, akhirnya rapat diusaikan. Keputusan-keputusan telah dirangkum. Dengan cepat Tita melangkah keluar ruangan, hanya karena tidak ingin bertemu lama dengan Arta, kakak kelas sekaligus sahabat baiknya itu. Lalu, mengapa Tita menghindari Arta?
Hari itu, sepulang sekolah, di kamarnya Tita bermain-main dengan kebingungan yang melanda hati dan fikirannya. Pasalnya, cewek manis yang biasanya selalu ceria ini tengah mengalami problem yang sangat menekan batinnya. Sudah hampir satu bulan Ia dan Arta sahabatnya sejak kecil itu sedang marahan dan cuek-cuekan. Tita masih bertanya-tanya dalam hatinya, apakah tindakannya membela Tofan pacarnya salah?.
Beberapa minggu lalu, di lapangan futsal Tita melihat Arta dan Tofan berantem. Tanpa tahu seluk-beluk permasalahannya Tita memarahi Arta yang dilihatnya melempar Tofan dengan bola dan mendorong Tofan hingga tersungkur ke tanah. Tita membela Tofan karena apa yang dilihatnya membuatnya sangat kecewa dengan Arta. Karena selama kenal dengan Arta, Tita tidak pernah melihat sahabatnya itu melakukan tindakan sekasar itu. Melihat Tita membela Tofan, Arta juga merasa sangat kecewa dengan sahabat yang sudah Ia anggap adik itu.
“Ta, kamu boleh membela dia sekarang. Tapi suatu saat nanti kamu pasti akan kecewa dengan cowok brengsek ini!” Masih teringat dengan jelas kata-kata Arta saat itu dengan raut wajah sangat marah.
Sejak kejadian itu, Arta sudah tidak pernah lagi bermain ke rumah Tita, sudah tidak pernah lagi menjemput Tita ke sekolah, bahkan saat bertemu di sekolah pun mereka tak pernah lagi saling tegur sapa dan lebih memilih saling menghindar. Entah sampai kapan kan seperti ini. Mereka sama-sama keras. Tidak ada yang mau minta maaf duluan. Sekarang pun, Tita lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah atau sekali-kali jalan bersama pacarnya, Tofan yang baru Ia kenal dua bulan yang lalu.
“Aku gak mau beritahu dia soal ini. Biar jadi surprise gitu. Hehe.” Tita senyum-senyum sendiri dengan Hp di telinganya. Ia sedang berbicara dengan Asty lewat telefon. Mereka sedang membicarakan tentang acara School meeting di SMK Bhakti Kencana yang kebetulan adalah sekolahnya Tofan. Lagi-lagi Tita kepikiran tentang reaksi Arta jika bertemu dengan Tofan disana.
“Ta, bantuin mama masak donk!” Teriak mama dari dapur. Dengan segera Tita mengakhiri pembicaraannya dengan Asty dan berlari menuju dapur untuk membantu mama yang dari tadi sudah ngomel-ngomel.
“Tolong bumbu-bumbunya diblender ya Ta, tuh udah mama siapkan.” Mama menunjuk sebuah mangkuk berisi bumbu-bumbu yang akan dimasak.
“Ma, mau masak apa?” Tanya Tita sambil memasukkan tomat ke dalam blender.
“Pokoknya hari ini mama mau masak yang special.” Kata Mama sambil senyum-senyum.
“Emangnya ada acara apa Ma?”
“Acara syukuran aja Ta, kita kan harus mensyukuri nikmat dari Allah.” Kata Mama bersemangat. Tita pun tersenyum senang.
“Oh ya Ta, minta tolong nanti telefon Arta ya, ajak dia makan-makan kesini nanti malam. Sebenarnya tadi Mama udah telefon mamanya. Maklumlah mamanya Arta pelupa. Jadi Arta bisa ngingetin nanti.”
“Oh Tuhan, apa yang harus akau katakan pada Mama.” Lagi-lagi batin Tita menjerit. Seketika tubuh Tita terasa kaku, Ia menatap Mama dengan perasaan takut. Karena jika Mama tahu Ia sedang marahan dengan Arta, pasti Mama akan marah besar.
“Ta, kok Arta udah lama enggak Mama lihat kesini? Apa kalian sedang marahan?” Mama menatap Tita curiga.
“Eng… enggak kok Ma, Arta kan udah kelas tiga Ma, jadi dia lagi sibuk belajar untuk persiapan Ujian Ma.” Tita menjawab pertanyaan Mama dengan hati-hati. Takut jika mama menangkap kebohongannya. Tidak seperti dulu sewaktu Tita dan Arta masih kecil, jika berantem dengan segera disatukan kembali oleh kedua orangtua mereka. Tapi sekarang, Tita lebih memilih menyelesaikan sendiri masalahnya.
Malamnya, rumah Tita telah ramai dipenuhi oleh kerabat dekat, teman-teman papa dan tetangga-tetangganya. Mereka sedang asik menyantap menu di acara syukuran malam itu. Sambil mengantar minuman ke ruang tengah, Tita melirik para tamu dengan hati-hati. Berharap melihat sosok Arta. Namun ternyata Arta tidak datang. Sebenarnya Ia sangat merindukan sahabat yang selalu ada untuknya itu. Ia merindukan senyum dan canda Arta. Ia juga tidak ingin berlama lama marahan dengan Arta.
Saat acara selesai, Tita segera berdiam diri di kamarnya. Setelah lama termenung, Ia mengambil Hp-nya dan mengetik pesan untuk Arta. Tita minta maaf kepada Arta. Namun, Arta tak membalasnya. Tita kecewa.
“Ta, jangan lupa kameranya ya!” Asty begitu sibuk mempersiapkan segala peralatan yang akan Ia bawa ke SMK Bhakti Kencana hari itu.
“Kita berangkat sekarang?” Tanya Tita sengaja membuat jengkel temannya yang memang hobby sibuk itu.
“Iyalah non, memangnya tahun depan?!” Mata Asty melotot sambil mulutnya dibentuk huruf O.
Empat pengurus OSIS yang akan melaksanakan pertemuan School meeting segera berkumpul di depan sekolah. Mereka berangkat dengan mengendarai motor masing-masing. Saat menghidupkan mesin motornya, mata Tita mencari-cari sang Ketua OSIS. Kemana Arta?. Pikir Tita.
Setibanya di SMK Bhakti Kencana, kedatangan mereka disambut oleh perwakilan Osis SMK Bhakti Kencana. Tiba-tiba Arta datang dan berjabat tangan dengan seseorang yang ternyata adalah Ketua OSIS SMK Bhakti Kencana. Tita semakin keheranan melihat kedatangan Arta yang mendadak.
Pertemuan yang diawali dengan perkenalan antara OSIS SMK Kesehatan dan OSIS SMK Bhakti Kencana berlangsung lancar. Acara tersebut berlangsung sekitar 2 jam. Saat acara istirahat, Tita menuju wc bersama Ririn kenalannya dari OSIS SMK bhakti Kencana.
Saat kembali dari wc, Tita diajak berkeliling oleh Ririn, Tita memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari Tofan. Saat melewati ruangan kelas XI-C, Tita melongokkan kepalanya sedikit melalui jendela. Seketika muncul perasaan sedih di hati Tita saat melihat seorang cowok memain-mainkan jari seorang cewek dengan tatapan mesra antara keduanya. Ia pun bertanya kepada Ririn tentang pasangan tersebut.
“Mereka pacaran ya?” Dengan hati-hati Tita bertanya sambil menunjuk ke arah pasangan tadi.
“Oh itu. Tofan sama Tasya emang udah lama pacaran. Kenapa Ta?”
Duarr!!, hati Tita serasa dihantam batu besar. “Tofan!” Tita menjerit geram sambil menahan amarahnya. Ia pun berlari meninggalkan Ririn.
Lalu, “Ta, kamu kenapa?” Arta yang sejak tadi mengawasi Tita dari jauh menangkap perubahan sikap Tita yang tadinya santai menjadi penuh amarah dan kesal. Arta pun berusaha mengejar Tita yang berlari menuju parkiran.
“Hey. Kamu kenapa?” Arta menarik tangan Tita dan menatap wajahnya dengan penasaran. Tita masih diam, kulit putihnya memerah, matanya menatap ujung sepatunya. Akhirnya setelah beberapa lama membeku. “Kak, maafin Tita. Tita menyesal kak. Dia memang cowok brengsek!” Tita menangis sambil terus menunduk. Ia malu menatap wajah Arta.
Keesokan harinya di lapangan futsal, “Aku berantem sama Tofan kemarin itu karena aku melihat dia menggoda cewek lain. Padahal dia kan pacaran sama kamu. Eh, dia malah bilang kalau itu bukan urusan aku. Ya udah, aku emosi.” Cerita Arta sambil memainkan bola di tangannya.
“Tita juga gak tau kak, waktu itu Tita juga kebawa emosi. Sekali lagi maafin Tita ya kak.” Tita menunduk malu.
“Udahlah Ta, aku faham. Tapi ingat. Lain kali kalau mau marah, identifikasi dulu masalahnya.” Arta senyum-senyum sambil menarik hidung Tita seperti kebiasaannya sejak dulu.
Tiba-tiba, saat mereka sedang asik cerita dan tertawa. “Oh…, gini ya kerjaan kamu. Pantesan akhir-akhir ini kamu cuekin aku. Ternyata kamu selingkuh sama cowok ini!” Tofan datang sambil marah-marah dan melempar Arta dengan bola. Tapi Arta berusaha menahan emosinya.
“Iya. Ini lebih baik daripada aku harus bertahan sama kamu!” Tita menatap tajam ke arah Tofan. “Kita putus.” Sambungnya lagi sambil tersenyum sinis.
“Tapi Ta, Tita..!” Tofan berusaha meraih tangan Tita. Namun Arta segera menghalanginya sambil memberikan senyum sinis.
Arta dan Tita pun bergegas dari tempat tersebut meninggalkan Tofan yang memanggil Tita sambil berteriak minta maaf. Arta dan Tita pulang dengan mengendarai sepedanya masing-masing. Kini mereka kembali menjadi sepasang sahabat yang saling mempercayai. Tita sangat menyesali perbuatannya yang membela pacar dari sahabatnya sendiri.
Sejak saat itu, Tita selalu meminta pendapat Arta tentang cowok yang naksir padanya. Ia juga selalu mengikuti nasihat Arta. Jari kelingking mereka kembali bersatu. 12 tahun sudah mereka bersama, dan mereka semakin akrab saja. Dalam hati Tita berharap, persahabatannya dengan Arta bisa terjalin selamanya. Karena Artalah yang selalu setia menjaganya.